Kesantunan Bahasa Bagian Isi Karangan Ilmiah
- PENGANTAR
Bagian isi karangan ilmiah(main body) terdiri dari atas Bab I Pendahuluan, Bab II Landasar Teori, Bab III Metodologi Penelitian, Bab IV analisi dan Hasil Penelitian dan Bab V Simpulan. Pada materi kesembilan ini penulis hanya akan menjelaskan bahasa karangan ilmiah khusus pada bagian pendahuluan dan landasan teori yang disertai cara mencantumkan teknik notasi ilmiah.
- BAHASA DALAM BAGIAN PENDAHULUAN
1. Bahasa dalam Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah berisi pendeskripsian tentang permasalahan umum dari topik yang akan kita diteliti. Latar belakang masalah juga berisi alasan-alasan pemilihan judul/masalah yang kita kemukakan baik secara teoritis maupun secara praktis. Kita juga harus menjelaskan posisi malah kita di antara penelitian lain yang relevan melulai timbangan pustaka. Kemudian, isi terakhir dari latar belakang masalh adlah penyebutan judul tugas akhir atau skripsi yang akan kita ajukan.
Untuk mengawali kalimat dalam latar belakang masalah bisa digunakan dengan tujuan penulisan. Tujuan penulisan dapat dinyatakan dengan dua cara. Jika sebuah tulisan akan mengambangan gagasan yang merupakan tema seluruh tulisan, tujuan dapat dinyatakan dalam bentuk tesis . Namun, untuk suatu tulisan yang tidak mengembangkan gagasan seperti itu, tujuan penelitian dapat ditulisakan dalam bnentuk pernyataan maksud.
a. Tesis dan Cara Menyusun Tesis
Setiap tastis mengandung gagasan pokok yang akan dikembangkan. Kata yang mengandung gagasan itu merupakan kata kunci. Dalam hal itu ada beberapa keharusan dan larangan yang hr\arus diperhatikan. Tesis yang baik harus dapat meramalkan, mengendalikan, dan mengarahkan penulis dalam mengembangkan karangan. Tesis harus dinyatakan dalam kalimat lengkap; tidak boleh dinyatakn dalam bentuk fase. Tesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan tidak boleh dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Benar : Motivasai berpengaruh pada peningkatan kinerja pada suatu perusahaan.
Salah : Apakah motivasi berpengaruh pada peningkatan kinerja pada suatu perusahaan?
Selanjutnnya, bagian-bagian tesis harus saling berhubungan, tesis tidak boleh mengandung unsur-unsur yang tidak berkaitan. Tesis harus terbatas, tidak boleh terlalu luas.
Benar : Di Kelurahan cibubur, Kecamatan Ciracas, Kotamadya Jakarta Timur upaya peningkatan kesadaran wajib Pajak berpengaruh pada peningkatan Pajak bumi dan Bangunan (PBB).
Salah : Di Indonesia, upaya peningkatan wajib pajak berpengaruh pada peningkatan Pajak Bumi dan bangunan (PBB).
Testis tidak boleh mengandung ungkapan seperti ”menurut pendapat saya”, ”saya duga”, dan ”saya kira”. Ungkapan semacam itu akan melemahkan argumentasi.
Benar : Terdapat hubungan penetapan tarif murah dengan hasil penjualan pada perusahaan penerbanagan PT Jakarta Airlines Perwakilan Denpasar tahun 2000-2005.
Salah : Saya kira terdapat hubungan penetapan tarif murah dengan hasil penjualan pada perusahaan penerbanagan PT Jakarta Airlines Perwakilan Denpasar tahun 2000-2005.
b. Pernyataan Maksud
Contoh-contoh pernyataan maksud berikut ini dengan jelas menunjukkan tujuan penulisan dan membantu mengembangkan karangan
Dalam makalah ini akan membahas kaitan antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja pada PT Koja pada 2002-2007.
Penulis ingin mengemukakan peranan Economic Order Quality(EOQ) di dalam meningkatkan efisiensi pada PT Tonikum Jaya tahun 2004-2006.
2. Bahasa dalam Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Rumusan masalah adalah pokok permasalahan yang akan kita bahas atau pertanyaan-pertanyaan berupa pokok permasalahan yang akan kita bahas dalam karangan ilmiah. Oleh karena itu, kalimat yang kita buat daalm’ rumusan masalah’ adalah kalimat tanya (interrogative), sedangkan ‘tujuan penelitian’ berisi pendeskripsian secara singkat, jelas, dan tajam mengarah pada rumusan masalah dan latar belakang masalah. Kalimat dalam ‘tujuan penelitian’ berupa pernyataan atau kalimat berita (declarative). Perhatikan contoh penulisan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang kurang mewmperhatikan kesantunan berbahasa.
Ketidaksantunana bahasa dalam ’rumusan masalah’ dan ’tujuan penelitian’ terdapat pada penggunaan sistematika penomoran dan ejaaan. Penulisan sudah menyampaikan di awal buka ini bahwa ada dua sistematika penomoran, yaitu sistem angka desimal dan sistem gabungan angka dan huruf, seperti berikut ini.
1. Angka Desimal
- Gabungan Angka dan Huruf
Penulis pernah katakan kepada mahasiswabahwa selain sembarangan meletakkan tanda titik, penggunaan tanda simbol atau lambang pada kalimaturaian juga merupakan ‘penyakit mahasiswa’. Hal ini penulis katakan karena seringnya mahasiwa melakukan kesalahan tersebut. Padahal, penggunaan simbol dilakukan setelah penulisan huruf kecil di dalam kurung buka dan tutup sebanyak dua kali ((a)).
Kemudian, penulis juga sudah menjelaskan di awal tulisan bahwa penggunaan tanda baca titik dua digunakan sebagai pengganti yaitu, adalah, ialah, dan yakin. Jadi, setelah menggunakan yaitu tidak perlu menambahkannnya dengan tanda titik dua atau sebaliknya. Selanjutnya, gunakanlah huruf kecil pada kata awal uraian atau perincian dan akhirilah huruf kecil pada kata awal uraian atau perincian dan akhirilah dengan tanda koma (..., ..., ..., dan ....) atau titik koma (...; ...; ...; ....). Dengan demikian, penulisan ’rumusan masalah’ dan ’tujuan penelitian’ yang memiliki kesantunan berbahasa penulisannya seperti berikut ini.
atau
atau
C. BAHASA DALAM BAGIAN LANDASAN TEORI
- Isi Landasan Teori
Bab II, Landasan Teori, berisi pendekatan-pendekatan atau teori-teori relevan dengan judul dan rumusan masalah yang akan kita gunakan untuk mnegupas, mneganalisis, dan menjelaskan variable yang akan kita teliti. Pendekatan atau teori yang akan kita gunakan, tentunya, dikutip dari pendapat para ahli di bidangnya dari beberapa sumber bacaan yang telah teruji kebenarannya. Pendapat para ahli tersebut berfungsi untuk menguatkan argumentasi kita dalam menganalisis masalah yang kita kaji. Sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia akademik merupakan suatu kewajiban terhadap kode etik keilmiahan untuk mnecantumkan sumber bacaan tersebut di dalam karangan ilmiah kita. Pencantuman sumber bacaan ini digunakan sebagai penguat dan penghargaan kita terhadap karya orang lain.
Terdapat teknik yang mengatur cara-cara mencantumkan sumber bacaan yang sahih, baik sumber bacaan yang berasal dari makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi, buku, majalah, surat kabar, antologi, maupun website di internet maupun antologi yang diatur dalam teknik notasi ilmiah yang terdiri atas catatan teks (innote) dan catatan kaki (footnote). Perlu penulis jelaskan dalam handout atau diktat bukan sumber bacaan yang sahih dan tidak dapat dipergunakan sebagai referensi penulisan karangan ilmiah.
- Catatan Teks atau Innote
Catatan teks atau innote berhubungan dengan kutipan atau rangkuman. Rangkuman dan pengutipan digunakan untuk mendukung ide atau gagasan yang akan kita sampaikan. Pengutipan adalah penggunaan teori, konsep, ide, dan lain yang sejenis yang berasal dari sumber lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Semua pengutipan harus disertai perujukan. Kealpaan untuk merujuk kutipan dapat dianggap melanggar etika penulisan karya ilmiah.
a. Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang ditulis sama persis dengan sumber aslinya, baik bahasa maupun ejaannya. Kutipan yang panjangnya kurang dari empat baris dimasukkan ke dalam teks, diketik seperti ketikan teks, diawali dan diakhiri dengan tanda petik (“). Sumber rujukan ditulis langsung sebelum atau sesudah teks kutipan. Rujukan ditulis diantara tanda kurung, dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka, tanda koma, tahun terbitan, titik dua, spasi, dan diakhiri dengan nomor halaman (Penulis, Tahun:Halaman). Kutipan yang terdiri dari empat baris atau lebih, diketik satu spasi, dimulai tujuh ketukan dari batas tepi kiri. Sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan. Berikut ini adalah contoh kutipan langsung pendek yang diikuti denggan innote.
Apabila pengutip memandang perlu untuk menghilangkan beberapa bagian kalimat, pada bagian itu diberi titik sebanyak tiga buah. Bila pengutip ingin menghilangkan satu kalimat atau lebih, maka pada bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik sepanjang satu baris. Apabila pengutip ingin memberi penjelasan atau menggarisbawahi bagian yang dianggap penting, pengutip harus memberikan keterangan. Keterangan tersebut berada diantara tanda kurung, misalnya: (garis bawah oleh pengutip). Apabila penulis menganggap bahwa ada satu kesalahan dalam kutipan, dapat dinyatakan dengan menuliskan symbol (sic!) langsung setelah kesalahan tersebut. Kutipan langsung ditampilkan untuk mengemukakan konsep atau informasi sebagai data. Titik-titik sepanjang satu baris menandai penghilangan sebuah kalimat titik-titik sebanyak tiga menandai penghilangan kata, dan (sic!) menandai adanya kesalahan dalam kalimat.
b. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak lansung adalah kutipan yang tidak sama persis dengan aslinya. Pengutip hanya mengambil pokok pikiran dari sumber yang dikutip untuk dinyatakan kembali dengan kalimat yang disusun oleh pengutip. Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi rangkap sebagaimana teks biasa. Semua kutipan harus dirujuk. Sumber sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang mengandung kutipan. Apabila ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka masuk ke dalam teks, diikuti dengan tahun terbitan diantara tanda kurung. Apabila ditulis sesudah teks kutipan, rujukan ditulis di antara tanda kurung, dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka, titik dua, dan diakhiri dengan tahun terbitan. Perhatikan contoh berikut ini.
c. Peletakkan Catatan Teks
1) Innote sebelum kutipan
2) Innote setelah kutipan
3) Innote dengan dua pengarang atau lebih
4) Innote berasal dari dua buku dengan nama dan tahun sama
3. Catatan Kaki atau Footnote
a.Pengertian Catatan Kaki
Catatan kaki dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai penghargaan terhadap karya orang lain. Catatan kaki dipergunakan sebagai pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam teks atau sebagai petunjuk sumber; tempat memperluas pembahasan yang diperlukan, tetapi tidak relevan jika dimasukkan didalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula, referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagaian mana halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan, tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.
b. Cara Penulisan Catatan Kaki
Catatan kaki dicantumkan pada kaki halaman karangan atau di setiap akhir bab karangaan. Jika menggunakan komputer tekanlah tombol Insert.
Referensi lalu pilihlah footnote/endnote. Gunakan alinea menjorok. Selanjutnya, penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggunakan angka Arab (1,2, dan seterusnya) di belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak keats sedikit, beri spasi tanpa memberikan tanda baca apa pun.
c. Susunan Catatan Kaki
penyusunan catatan kaki dapat dilakukan dengan cara seperti berikut ini :
d. Catatan Kaki Singkat
seringkali kita tidak hanya mengutip sekali dari satu sumber bacaan, tetapi dua, tiga, atau lebih kita mengambil kutipan dari sumber bacaan tersebut. Cara praktis yang dapat kita terapkan adalah pencantuman catatan kaki singkat. Ada tiga istilah dalam catan kaki singkat, yaitu sebagai berikut :
1) Ibid. adalah bentuk singkat dari Ibidium, artinya sama dengan di atas. Ibid digunakan untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat diatasnya. Cara penulisan ibidium yaitu tulis Ibid di bawah sumber bacaan yang di acu.
2) Loc. Cit. adalah bentuk singkat dari loco citati, artinya tempat yang telah dikutip. Loc. cit. digunakan untuk pencantuman sumber bacaan yang sama, tetapi sudah diselingi oleh sumber bacaan yang lain. Cara penulisannya : nama pengarang loc. cit (tanpa nomor halaman).
3) Op. cit adalah bentuk singkat dari opere citati, artinya dalam karya yang telah dikutip, Op. cit dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip. Op. cit dipergunakan untuk catatan kai dari sumber yang pernah dikutip, tetapi halaman berbeda dan telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya : nama pengarang, op.cit, dan nomor halaman.
Penulisan singkat ibid, loc. cit., dan op. cit dengan menggunakan huruf kecil karena merupakan singkatan ungkapan umum dan ditulis dengan menggunakan huruf miring karena berupa istilah asing. Berikut adalah contoh penerapan notasi ibid, loc. cit., dan op. cit.. perhatikan contoh footnote pada makalah Bab I Pendahuluan dan penjelasannya.
Keterangan :
1Arsyad, Ekonomi Menejerial (Yogyakarta : BPEE, 2002), hlm. 3.
Artinya, untuk footnote yang pertama, Anda mengambil kutipan dari buku yang berjudul Ekonomi Menejerial Karangan Lincoln Arsyad, halaman ke-3 yang diterbitkan oleh BPEE pada 2000 di Yogyakarta.
2Ibid.
Artinya, sumber bacaan yang kedua sama dengan sumber bacaan di atas (footnote 1)
3sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi (Jakarta : Rajawali Pers, 2002), hlm.
Artinya, sumber bacaan yang ketiga berasal dari buku Pengantar Teori Mikroekonomi halaman ke-4 yang ditulis oleh Sadono Sukirno. Buku ini diterbitkan di Jakarta oleh Rajawali Press pada 2002.
4Melayu, Dasar-dasar Perbankan (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), hlm. 12.
Berarti, footnote keempat ini diambil dari buku Dasar-dasar Perbankan halaman ke-12 yang ditulis oleh Melayu pada 2005 dan diterbitkan oleh Bumi aksara.
5Arsyad, loc. cit.
Berarti, footnote ini bersumber sama (nama penulis, judul buku, penerbit, tahun, dan halaman) dengan di atas (footnote nomor 1 atau buku yang ditulis oleh Arsyad) yang sudah diselingi sumber bacaac lain (diselingi oleh sumber bacaan dari pengarang Sukirno dan Melayu).
6Sukirno, op. cit., hlm. 5.
Berarti, sumber bacaan pada notasi ke-6 ini sama dengan di atas (footnote nomor 3 atau buku yang ditulis Sukirno), tetapi halaman berbeda dan sudah diselingi sumber bacaan lain.
Ikuti link berikut!
http://www.bux4ad.com/aft/d9bcd939.html